Selasa, 17 Februari 2015

Makalah Anak Berkebutuhan Khusus



ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DisusunUntukMemenuhiTugasPerkuliahanMata Kuliah
Psikologi Belajar

DosenPengampu :

Zusy Aryanti, S.Psi, MA





Disusun oleh
Siti Nurjanah
13101132

SEMESTER III/A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAINJURAI SIWO
METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Segalapujidansyukurkehadirat Allah Swt.,atasperkenan-Nyapenulisdapatmenyelesaikanmakalah yang berjudul“Anak Berkebutuhan Khusus”.MakalahinidisusununtukmemenuhisalahsatutugaskelompokpadamatakuliahPsikologi Belajar.Dalamupayamenyelesaikanmakalahini, penulistelahmenerimabanyakbantuandanbimbingandariberbagaipihak, olehkarenanya,penulismengucapkanterimakasihkepada: Zusy Aryanti, S.Psi, MA selakudosenpengampumatakuliahPsikologi Belajar, kepadabapakdanibutercinta yang selalumemberikansemangat,dantaklupakepadaparasahabat yang tercinta.
Kritikdan saran demi perbaikanmakalahinisangatdiharapkandanakanditerimadengankelapangan dada. Dan akhirnyasemogahasilpenyusunan yang telahdilakukankiranyadapatbermanfaatbagipengembanganilmupengetahuan.



            Metro, 18Desember 2014

Penyusun



DAFTAR ISI
Halamanjudul........................................................................................................... i
Kata pengantar......................................................................................................... ii
Daftarisi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.    LatarBelakangMasalah................................................................................... 1
B.     RumusanMasalah........................................................................................... 2
C.     TujuanPenulisan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A.    PengertianAnakBerkebutuhanKhusus........................................................... 3
B.     Jenis-jenisAnakBerkebutuhanKhusus............................................................ 4
1.      Anak Tuna Netra...................................................................................... 4
2.      Anak Tuna Rungu.................................................................................... 4
3.      Anak Tuna Daksa..................................................................................... 4
4.      Anak Tuna Wicara................................................................................... 4
5.      KelainanEmosi......................................................................................... 5
6.      Keterbelakangan Mental.......................................................................... 5
7.      Psikoneurosis............................................................................................ 6
8.      Psikosis..................................................................................................... 6
9.      Psikopathi................................................................................................. 7
C.     Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus.................................................... 7
1.      Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)................................................... 7
2.      Natal (saat kelahiran)............................................................................... 8
3.      Post Natal (setelah kelahiran)................................................................... 8
D.    Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus........................................ ......... 8
1.      Penguatankondisi mental orang tua......................................................... 8
2.      Dukungansoaial yang memadai............................................................... 9
3.      Peranaktifpemerintah............................................................................... 9
E.     Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus.................................................. 10
BAB III Penutup...................................................................................................... 11
A.    Kesimpulan..................................................................................................... 11
B.    Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA



















                                                             BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal.Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat yang terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat dikarenakan mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang normal.
Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya  berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku kearah pendewasaan.


B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
2.    Apa saja jenis-jenis anak berkebutuhan khusus?
3.    Apa saja yang menyebabkan anak menjadi berkebutuhan khusus?
4.    Bagaimana cara menangani anak berkebutuhan khusus?
5.    Bagaimana metode pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus?
C.       Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan, maka akan tercapai beberapa tujuan dalam penulisan ini. Diantaranya yaitu:
1.    Mengetahui pengertian dari anak berkebutuhan khusus;
2.    Mengetahui jenis-jenis anak berkebutuhan khusus;
3.    Mengetahui sebab-sebab terjadinya anak berkebutuhan khusus;
4.    Mengetahui cara menangani anak berkebutuhan khusus;
5.    Mengetahuimetode pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
1.         Menurut Hallahan dan Kauffman, 1986
       Anak berkebutuhan khusus  (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakn  dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.[1]
Dalam percakapan sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang luar biasa“, dikarenakan  mereka memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang yang terkenal memiliki kemampuan intelektual  yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius, dan di bidang-bidang kehidupan lainnya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak di alami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan itu dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosisal, dan moral.
Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan mempunyai ruang lingkup pengertian yang lebih luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat“ dalam percakapan sehari hari. dalam dunia pendidikan istilah luar biasa mengandung arti ganda, yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan orang normal pada mereka yang mnyimpangumumnya dan mereka yang mnyimpang ke bawah, yaitu mereka yang menderita kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak di derita oleh orang normal pada umumnya. Contoh orang yang menyimpang ke atas dari segi kemampuan intelektual ( otak ), misalnya professor B.J Habibie, karena dia memiliki inteligensi di atas orang normal dan kemampuan intelektual dibidang “aerodinamika“ yang berkelas dunia sehingga beliau di juluki sebagai orang yang jenius di bidangnya, sedangkan contoh orang yang menyimpang ke bawah ialah orang yang lambat dan sulit dalam belajar.
B.     Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, sebagai berikut:
1.      Anak Tuna Netra
Adalah anak yang mempunyai kekurangan secara indrawi, yakni indra penglihatan. Meskipun indra penglihatannya bermasalah, intelegensi yang mereka miliki masih dalam taraf normal. Hal-hal yang berhubungan dengan mata diganti dengan indra lain sebagai kompensasinya.
2.      Anak Tuna Rungu
Adalah anak yang mempunyai  kelainan pada pendengarannya. Mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang lain terhadap lingkungan termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak tuna rungu dibagi menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf), dan kurang dengar (hard of hearing).
3.      Anak Tuna Daksa
Adalah anak yang mempunyai kelainan pada tubuhnya yakni kelumpuhan. Anak yang mengalami kelumpuhan ini disebabkan karena polio dan gangguan pada syaraf motoriknya.[2]
4.      Anak Tuna Wicara
Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa. Anak yang seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
5.      Kelainan Emosi
Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini berhubungan dengan masalah psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a.        Gangguan Prilaku, ciri-cirinya yaitu:
1)   Suka mengganggu di kelas
2)   Tidak sabaran, terlalu cepat beraksi
3)   Tidak menghargai orang lain
4)   Suka menentang
5)   Suka menyalahkan orang lain
6)   Sering melamun.
b.      Gangguan Konsentrasi (ADD/Attention Deficit Disorder), gejala-gejalanya terjadi paling sedikit selama 6 bulan. Gejala-gejala tersebut diantaranya yaitu:
1)   Tidak mendengarkan orang lain berbicara
2)   Sering gagal dalam memperhatikan objek tertentu
3)   Sering tidak melaksanakan perintah dar orang lain.
c.       Anak Hiperaktif (ADHD/Attention Deficit with Hiperactivity Disorder), gejala-gejalanya yaitu:
1)   Tidak bisa diam
2)   Ketidakmampuan untuk member perhatian yang cukup lama
3)   Hiperaktivitas
4)   Canggung
6.      Keterbelakangan Mental
Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan bantuan orang lain karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya terbatas, apatis, serta perhatiannya labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang terbelakang mentalnya  terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a.       Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan jiwanya tidak akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya sudah remaja atau dewasa.
b.      Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat mencapai usia 7 tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam kebutuhan yang paling sederhana.
c.       Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil tidak separah dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10 ½ tahun. Orang Debil ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
7.      Psikoneurosis
Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal. Mereka hanya mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung reda.[3]Psikoneurosis ini dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang berlebihan dan tidak beralasan.
b.      Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota tubuhnya, sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.
c.       Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan tertentu yang terus menerus.
8.      Psikosis
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup dengan normal.[4]



9.      Psikopathi
Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya penderita psikopathi ini tidak dapat memperdulikan norma-norma sosial. Mereka selalu berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain, hingga sering sekali merugikan orang lain. Dan penderita psikopathi ini tidak menyadari adanya kelainan pada dirinya.

C.    Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus
Ada tiga faktor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus yaitu:
1.      Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)
Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin saat ibu hamil diantaranya adalah:
a.       Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
b.      Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang diderita ayah atau ibu), toxoplasmosis (dari virus binatang seperti bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata dan pendengaran akibatnya kerusakan dalam selaput gendang telinga.
c.       Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga sehingga hilangnya fungsi pendengaran.



2.      Natal (saat kelahiran)
Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu yang cukup singkat akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat akan mengancam perkembangan bayinya. Diantara nya adalah:
1)   Lahir prematur
2)   Kelahiran yang dipaksa dengan menggunakan vacum
3)   Proses kelahiran bayi sungsang.
3.      Post Natal (setelah kelahiran)
Berbagai peristiwa yang dialami dalamkehidupannya seringkali dapat mengakibatkan seseorang kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau fungsi otot dan syaraf. Bahkan dapat pula kehilangan organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran diantaranya:
1)      Terjadi insident
2)      Kekurangan vitamin atau gizi
3)      Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang.
D.    Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus
Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan tambahan energi, pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi dibanding mengasuh anak-anak pada umumnya. berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menangani anak berkebutuhan khusus di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Penguatankondisi mental orang tua
Strategiinimembutuhkanperanaktif orang tuadalammelakukanpengasuhan anak berkebutuhan khusus.Beberapastrategi yang dibutuhkanoleh orang tuaanak berkebutuhan khususdiantaranyaperlumenyediakanwaktuuntukdirinyasendiri, bekerjasamadalampengasuhandenganpasangan, danaktifdalammencariinformasimengenaianak berkebutuhan khusus.Orang tuaperlumenyediakanwaktuuntukdirinyasendiri,sebagaibentukapresiasiterhadapdirisendiri yang sudahmenyediakanwaktuekstradantenagasehari-hariuntukmengasuhanak berkebutuhan khusus.

2.      Dukungansoaial yang memadai
Dukungan social memegangperananluarbiasabagikeberlangsunganpengasuhananak berkebutuhan khusus.Dukungan social dapatberupadorongan moral, yang menguatkandarimasyarakatsekitarmaupunkeluargaterdekat.Melaluidukungansosial, diharapkan orang tuaanak berkebutuhan khususdapatberbagipengalamantentangpolaasuhanak berkebutuhan khusus.Hal inibelumbanyakterlihat di lingkunganmasyarakatkita,mengingatmasihkuatnyakepercayaanbahwamemilikianak berkebutuhan khusus merupakan “karma” dariTuhan.Sehingga,kecenderungan yang adakeluargadengananak berkebutuhan khususcenderung “dikucilkan” masyarakat.Untukmenghapuskecenderunganini, perluperanpemerintahuntukmemberikanedukasikepadamasyarakatumumtentanganak berkebutuhan khusus.Edukasiinidapatdisampaikanmelaluijalur media ataupos-pospelayananmasyarakatuntukmenyentuhmasyarakat di area pinggiranataupedesaan.
3.      Peranaktifpemerintah
Peranaktifpemerintahdalammenyediakanpelayanankesehatandankonsultasi yang dapatdijangkaumasyarakat.Hal inimerupakanfaktor yang sangat vital bagimasyarakatumum,terutamabagimereka yang beradapadakelas social menengahkebawah. Tidakdapatdipungkiri, pelayanankonsultasidankesehatanmasihmerupakansesuatuhal yang mahal.
Denganmenyediakankonsultasi anak berkebutuhan khusus yang mudahdijangkaumasyarakat, diharapkananak berkebutuhan khususmendapatpelayanankonsultasi yang mudahdanmurah.Pemerintah pun, harus menyediakanfasilitaspenanganananak berkrbutuhan khusus secaraterpadu. Saatini,pemerintahsudahmemberikanperhatiankepadaanak berkebutuhankhusus melaluipembentukanDirektoratPembinaanSekolahLuarBiasa (PSLB) di bawahkoordinasiDepartemenPendidikandanKebudayaan.[5]

E.     Cara mengajar anak berkebutuhan khusus
Cara Praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang menunjang metode pengajaran guru.Untukituguru harus mengikuti pelatihan pendidikan inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan inklusif. 
Adapuncaramengajaranakberkebutuhankhususadalahsebagaiberikut:
  1. Bersikap baik dan positif,
  2. Gunakan seting kelas yang sesuai,
  3. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa,
  4. Menfaatkan semua metode komunikasi,
  5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien
  6. Utamakan dukungan teman sebaya
  7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
  8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
  9. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan 
  10. Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan pada kelas regular.



BAB III
                                                     PENUTUP
A.   Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus  (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan  dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut, dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan kesehatan dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.

B.    Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik dalam menyikapi dan mendidik anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu bukan malah dijauhi akan tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal lainnya akan tetapi caranya yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA
          Sarlito, Wirawan Sarwono, 2010, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Rajawali Pers.
            Dariyo, Agoes, 2007,  Psikologi Perkembangan anak 3 tahun pertama, bandung: Revika Aditama.
            An, Mahfud, TT, Petunjuk Mengatasi Stres, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
            Ahmadi, Abu, 2008, Psikologi Belajar, jakarta: Rineka Cipta.



[1]Drs.H.AbuAhmadi, psikologibelajar, (Jakarta; PT Rinekacipta, 2008), hlm 52
[2]HeriPurwanto, PendidikanAnakBerkebutuhanKhusus, (Bandung: UPI, 1988)hlm. 14
[3]WirawanSarwono, PengantarPsikologiUmum, (Jakarta: RajawaliPers, 2010) hlm. 212
[4]Ibid, hlm. 215
[5]Ibid.hlm. 220

2 komentar:

  1. Hello Good People!

    BEMF Psikologi Universitas Gunadarma proudly present the last and biggest event "Psychology Innovation in Art, Social and Education (PIASE) 2016

    PIASE 2016 bertemakan "Let Your Mind Be Colored", adalah suatu rangkaian acara seni yang berlandaskan adanya unsur sosial dan edukasi yang dapat memberikan kelengkapan pemenuhan fungsi indera manusia yang mencangkup proses visual, auditori dan sensoris.

    PIASE 2016 memiliki berbagai rangkaian acara yaitu:
    1. Singing Competition
    2. Talkshow Musik
    3. Talkshow Anak Berkebutuhan Khusus
    4. Psychology Village (COMING SOON)
    5. Closing Stage (COMING SOON)

    Want to know more? Don't forget to follow us on our media social accounts!
    Line Official: @jgh7002f
    Instagram: @piase_UG2016
    Twitter: @piase_UG2016
    Path: PIASE UG 2016
    Facebook: PIASE GUNADARMA

    #PIASE2016 #SATUPSIKOLOGI

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus